Minggu, 03 Mei 2015

Bentuk-Bentuk Utama Terapi

Terapi Supportive
Suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya.
Tujuan : 
·         menaikkan fungsi psikologi dan sosial
·         menyokong harga dirinya dan keyakina dirinya sebanyak mungkin
·         menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
·         mencegah terjadinya relaps
·         bertujuan agar penyesuaian baik
·         mencegah ketergantungan pada dokter
·         memindahkan dukungan profesional kepada keluarga
Syarat pemberian terapi :
·         gangguan bersifat sedang
·         kepribadian premorbid pasien yang kuat disertai dengan adanya pemulihan diri yang kuat.
Terapi suportif menggunakan sejumlah metoda, baik sendiri-sendiri atau kombinasi, termasuk :
·         kepemimpinan yang kuat, hangat, dan ramah
·         pemuasan kebutuhan tergantungan
·         mendukung perkembangan kemandirian yang sah pada akhirnya
·         membantu mengembangkan sublimasi yang menyenangkan (sebagai contohnya, hobi)
·         istirahat dan penghiburan yang adekuat
·         menghilangkan ketegangan eksternal yang berlebihan.jika mungkin
·         perawatan di rumah sakit jika diindikasikan
·         medikasi untuk menghilangkan gejala
·         bimbingan dan nasehat dalam menghadapi masalah sekarang. Cara ini rnenggunakan teknik yang membantu pasien merasa aman, diterima, terlindungi, terdorong dan tidak merasa cemas.
Cara-cara psikoterapi suportif antara lain sebagai berikut:
·         Ventilasi atau kataris
-          Persuasi atau bujukan (persuasion)
·         Sugesti
·         Penjaminan kembali ( reassurance)
-          Bimbingan dan penyuluhan
-          Terapi kerja
-          Hipno-terapi dan narkoterapi
-          Psikoterapi kelompok
-          Terapi perilaku


TERAPI REEDUCATIVE
Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi-potensi kreatif yang ada.
Cara-cara psikoterapi reduktif antara lain :
a.       terapi hubungan antar manusia (relationship therapy)
b.      terapi sikap (attitude therapy)
c.       terapi wawancara (interview therapy)
d.      analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolfmeyer)
e.       konseling terapetik
f.       terapi case work
g.       reconditioning
h.      terapi kelompok yang reduktif
i.        terapi somatic 2

TERAPI RECONSTRUNCTIVE
Terapi Rekonstruktif, yakni menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi. Terapi ini untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya di alam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luar daripada struktur kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru. 
Tujuan Terapi Rekonstruktif
·         Perombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru.
Cara psikoterapi reconstructive :
·         Psikoanalisa Freud
·         Psikoanalisa non Freud
·         Psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa
Sumber :



Perbedaan Konseling dan Psikoterapi

Perbedaan Konseling dengan Psikoterapi :
Perbedaan antara keduanya tidak terlalu besar, demikian diucapkan oleh Patterson (1959), karena beberapa metode pada masing-masing seperti penciptaan rapport, peranan klien dan arah hubungan atau pendekatan kesemuanya dipakai oleh keduanya.
            Menurut Stefflre & Grant (1972), konseling ditandai oleh jangka waktu yang lebih singkat, lebih sedikit waktu pertemuannya, lebih banyak melakukan evaluasi psikologis, lebih meperhatikan maslaah sehari-hari klien, lebih lebih memfokuskan pada aktivitas kesadaran, lebih memberikan nasihat, kurang berhubungan dengan transferens, lebih menekankan pada situasi yang rill, lebih kognitif dan berkurang intensitas emosi, lebih menjelaskan atau menerangkan dan lebih sedikit kekaburannya.
            Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
1.      Konseling ditandai dengan adanya terminologi seperti : “educational, vacational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time, dan short-term.
2.      Sedangkan psikoterapi ditandai oleh : “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotics and othersevere emotional problems and long-term.

Perbedaan Konseling dan Psikoterapi disimpulkan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut :
Konseling untuk :
1.    Klien
2.    Gangguang yang kurang serius
3.    Masalah: jabatan, pendidikan
4.    Berhubungan dengan pencegahan
5.    Lingkungan pendidikan dan nonmedis
6.    Berhubungan dengan kesadaran
7.    Metode pendidikan
Psikoterapi untuk :
1.      Pasien
2.      Gangguan yang serius
3.      Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
4.      Berhubungan denga penyembuhan
5.      Lingkungan medis
6.      Berhubungan dengan ketidaksadaran
7.      Metode Penyembuhan


Sumber : Gunarsa, Singgih D. 1992. Konseling dan psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.